"Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memberikan PEMAHAMAN AGAMA kepadanya.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037)

Jumat, 25 Mei 2012

FIQHUL WAQI'

Pengantar penulis
Risalah ini berasal dari jawaban yang diajukan pada sebuah majlis ilmu. Seorang ikhwan (Ali Bin Hasan) mentranskip jawaban Syaikh al-Albani dari kaset rekaman. Kemudian naskah itu diberikan kepada Syaikh al-Albani setelah memberi tambahan dan beberapa koreksi yang layak untuk disebarkan.

Realitas kaum muslimin
Realitas kaum muslimin telah dijelaskan oleh nabi n dalam sabdanya:
يوشك الأمم أن تداعى عليكم كما تداعى الأكلة إلى قصعتها. فقال قائل : ومن قلة نحن يومئذ ؟ قال : بل أنتم يومئذ كثير ولكنكم غثاء كغثاء السيل ولينزعن الله من صدور عدوكم المهابة منكم وليقذفن الله في قلوبكم الوهن. فقال قائل : يا رسول الله وما الوهن ؟ قال : حب الدنيا وكراهية الموت.
Hadits shahih dalam kitab ash-Shahihah: 958. sabda beliau n ini menceritakan tentang keadaan kaum muslimin para da'i dan penuntut ilmu mereka saling berbantah-bantahan, berpecah belah, dan mendebab, dan membicarkan aib yang lain. Yang membahayakan dari itu semua adalah perkataan tanpa ilmu dan membicarakan aib orang lain.

Masalah fiqhul waqi'
Diantara sejumlah masalah yang mengundang datangnya fitnah dan perdebatan adalah karena mereka tidak memahami fiqhul waqi' (fiqh realitas).

Jenis fiqh yang wajib
Seorang da'i harus memperhatikan masalah fiqh waqi' disamping mereka harus belajar fiqh al-qur'an, fiqh bahasa, fiqh ikhtilah dan lainnya. Tidak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa fiqh ini hukumnya fardhu a'in mengingat besarnya kebutuhan kaum muslimin.

Ragam fiqh waqi'
Tentang disiplin ilmu fiqh waqi' kaum muslimin terpecah menjadi 2 kelompok:
1.      Bersikap berlebihan, mereka menempatkannya pada posisi yang tinggi dan menginginkan semua ulama' yang paham ilmu syar'i, harus memahaminya.
2.      Mengabaikan, mereka menganggap orang yang telah memahami realitas dunia islam berarti dia telah memahami al-Qur'an dan Sunnah dan telah berada dalam manhaj salafus shalih.
Dari kedua kelompok ini yang diperlukan adalah kerja sama kerena tidak ada orang yang sempurna dalam segala bidang ilmu.

Kekeliruan seorang ulama' tidak menjatuhkan pribadinya
Jika ada seorang ulama' yang salah menempatkan suatu hukum, maka tidak boleh dihina dengan cara apapun. Seperti perkataan, [هذا فقيه شرع وليس فقيه واقع] "Orang ini paham dibidang syari'ah, tapi tidak memahami realitas." Kerena tidak mungkin seorang ulama mampu menghimpun seluruh bidang ilmu.

Akibat tidak memahami realitas
Dalam setiap cabang ilmu harus terdapat orang yang menguasainya. Mereka bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Karena semua cabang ilmu bersifat fardhu kifayah. Misalnya seorang dokter untuk melaksanakan operasi tertentu, harus meminta pendapat para ulama' yang paham al-Qur'an dan hadits. Kita wajib bekerja sama, sebagaimana firman-Nya:
تعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa." [al-Ma'idah: 2]

Antara ulama' dan penguasa
Yang memikul tanggung jawab fardhu a'in dan kifayah bukan para da'i, dan penceramah, tapi mereka adalah para penguasa. Para ulama' dan penguasa harus bersatu membina umat islam. Para ulama' harus mengingatkan pengusa jika mereka menyimpang dari hukum Allah.

Sebab keterhinaan kaum muslimin
Ada dua sebab keterhinaan kaum muslimin, yaitu:
1.      Ketidaktahuan kaum muslimin tentang islam yang Allah turunkan kepada nabi-Nya n .
2.      Kebanyakan kaum mulimin yang mengetahui hukum islam dalam beberapa aspek, tidak mengamalkannya bahkan melalaikannya dan menyepelekannya.

Untuk mengembalikan kemuliaan islam adalah mengamalkan ilmu yang bermanfaat dan melakukan amal shalih. Dengan menerapkan manhaj tashfiyah dan tarbiyah.
1.      Tashfiyah
Dengan beberapa cara, yaitu:
a)      Memurnikan aqidah islam dari keyakinan yang menyimpang.
b)      Memurnikan fiqh islam dari berbagai ijtihad yang keliru dan bertentangan dengan al-Qur'an dan sunnah serta membebaskan akal dari belenggu taklid dan fanatisme buta.
c)      Memurnikan kitab-kitab tafsir, fiqh, akhlaq dan kitab-kitab lainnya hadits-hadits lemah, palsu, munkar dan isra'iliyat.
2.      Tarbiyah
Yaitu pembinaan terhadap generasi muda sesuai dengan ajaran islam yang sudah dimurnikan dari semua yang dijelaskan di atas.

Bagaimana datangnya pertolongan Allah
Islam yang benar adalah yang sesuai dengan al-qur'an dan sunnah sesuai dengan manhaj salafusshalih. Dan jika kita mengamalkan apa yang Dia perintahkan, maka Allah akan menolong kalian atas musuh-musuh kalian.
إن تنصروا الله ينصركم ويثبت أقدامكم
"Jika kamu menolong Allah, maka Allah akan menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu." [Muhammad: 7]

Rasulullah n bersabda:

إذا تبايعتم بالعينة وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالزرع وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه عنكم حتى ترجعوا إلى دينكم.  
[Silsilah al-Hadits shahihah: 11]
Penyebab sakitnya kaum muslimin dijelaskan diatas, yaitu karena kaum muslimin lalai terhadap pengamalan hukum-hukum agama islam, mementingakan urusan dunia, dan meninggalkan jihad fi sabilillah. Dan hal ini bisa dikembalikan jika kita kembali kepada islam yang sesuai dengan pemahaman ahlu sinnah wal jama'ah.
قال الإمام مالك : ولا يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها.
"Tidak akan ada kebaikan bagi generasi akhir umat ini kecuali melalui perkara yang mendatangkan kebaikan bagi generasi awal umat ini."

Realitas para da'i dan fiqhul waqi'
Para ulama' tidak boleh berlebihan dalam fiqhul waqi', sehingga mereka mengagung-agungkannya. Walaupun hal ini sah-sah saja. Namun, kadang kalau terlalu berlebihan tanpa sengaja mereka mewajibkannya bagi setiap penuntut ilmu untuk mengetahuinya. Sehingga mereka kadang mendahulukan hal yang fardhu kifayah atas fardhu a'in, atau sebaliknya. Kita harus adil (pertengahan) tentang fiqhul waqi'. Sebagaimana firman-Nya:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً

"Dan demikianlah kami telah menjadikan kalian sebagai umat pertengahan." [al-Baqarah: 143]
Fiqhul waqi' hukumnya fardhu kifayah, hal ini berlaku bagi penuntut ilmu, dan umumnya kaum muslimin.

Bagaimana memperbaiki kesalahan
Kewajiban ulama' dan kaum muslimin adalah mencintai dan memberikan loyalitas, karena umat islam adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dan haram mencela para ulama' dan penuntut ilmu, mencap mereka sebagai orang yang bodoh tentang fiqhul waqi'. Kewajiban kaum muslimin yang melihat kesalahan ulama dan da'i alah mengingatkan dan memberi nasehat. Allah berfirman:
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." [an-Nahl: 125]

من تعجل الشيء قبل أوانه : عوقب بحرمانه.
"Barangsiapa yang terburu-buru dalam urusan sebelum waktunya, maka dia akan gagal."


الحمد لله رب العالمين


Penulis: Syaikh Muhammad Nasruddin Al-Albani

0 komentar:

Posting Komentar

Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun".

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls