"Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memberikan PEMAHAMAN AGAMA kepadanya.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037)

Jumat, 25 Mei 2012

RINGKASAN MAJMU' FATAWA IBNU TAIMIYYAH

(TAFSIR SURAT AL FATIHAH – AL AN'AM)

v  Manakah yang lebih afdhal, memperpanjang ruku' dan sujud atau memperlama berdiri dalam shalat?
Keduanya sama-sama afdhal, karena ketika berdiri seseorang membaca dzikir terbaik (membaca al-Qur'an) sedangkan sujud adalah amalan yang utama (karena ketika itu jarak hamba dengan Allah sangat dekat).
Jika Rasulullah memperlama berdiri maka beliau juga akan memperlama ruku' dan sujud.
v  Atsar dari Hasan al-Bashary yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah menyebutkan bahwa Allah menurunkan 104 kitab, ilmu 104 kitab tersebut terkumpul dalam 4 kitab (Taurat, Zabur, Injil dan al-Qur'an), ilmu 4 kitab tersebut terkumpul dalam al-Qur'an, ilmu al-Qur'an terkumpul dalam ayat-ayat mufashshal, ilmu ayat-ayat mufashshal terkumpul dalam surat al-Fatihah, dan ilmu surat al-Fatihah terkumpul dalam 2 kalimat, yaitu kalimat إياك نعبد وإياك نستعين.
v  Makna lafadz الله  dan lafadz رب dalam kalimat الحمد لله رب العالمين :
الله  = Dzat yang paling berhak untuk diibadahi
رب = Pencipta, pemberi rizki, pengatur, dll à Nama-nama yang paling berhak untuk dimintai pertolongan.
v  Perkataan sahabat à وإن يكن خطأ فمني ومن الشيطان
Karena seluruh perbuatan terlarang (kufur, fusuq dan maksiat) adalah penamaan perbuatan yang dilakukan oleh hamba disebabkan kebodohannya atau kebutuhannya. Contoh yang disebabkan karena kebutuhannya adalah membunuh dan berzina.
v  Pokok perbuatan dosa adalah meninggalkan kewajiban, bukan melakukan larangan, karena melakukan larangan terjadi akibat meninggalkan kewajiban. Maka, pokok dosa adalah meninggalkan kewajiban, sebagaimana pokok sakit adalah tidak adanya kesehatan.
v  Abu Zaid mengatakan bahwa permohonan hamba kepada hamba ibarat permintaan tolong orang yang tenggelam kepada orang yang tenggelam. Sedangkan Abu Abdullah al-Qursy mengatakan, ibarat permohonan orang yang dipenjara kepada orang yang dipenjara.
v  Mengapa Allah berfirman ما ننسخ من أية أو ننسها, padahal Allah tidak memiliki sifat lupa?
Ada 2 cara membacanya :
1.      نُـنْـسِهَا  = Kami menjadikanmu lupa terhadap ayat yang Kami turunkan
2.      نَـنْـسأهَا  = Kami akhirkan turunnya ayat.
Lupa dalam ayat tersebut tidak dinisbatkan kepada Allah, melainkan kepada hamba.
v  Maksud qishash dalam ayat كتب عليكم القصاص في القتلى :
-          al-qishah adalah diyat (denda). Karena pada masa Bani Israil, qishash telah disyari'atkan tetapi belum ada diyat, maka Allah mensyari'atkannya untuk umat ini (riwayat Ibnu Abbas).
فمن عفي له من أخيه à memaafkannya adalah dengan menerima diyat.
Tentang الحر بالحر والعبد بالعبد والأنثى بالأنثى Qatadah berkata : Pada zaman jahiliyah, orang-orang sudah melampaui batas (tidak wajar), jika ada budak suatu kaum membunuh orang merdeka dari kaum lain, maka mereka tidak mau mengqishash budak tersebut akan tetapi mereka meminta ganti orang yang merdeka untuk mereka qishash. Hal ini untuk menjaga gengsi mereka. Dan jika ada wanita membunuh wanita, mereka tidak akan mengqishash wanita tersebut, tetapi yang diqishash adalah orang laki-laki sebagai ganti dari wanita pembunuh tersebut.
-          Jika ada dua orang yang saling menyerang disebabkan ashabiyah (fanatik golongan), maka golongannya akan membunuh siapa saja dari musuhnya (baik yang merdeka, budak maupun wanita). Maka Allah memerintahkan untuk berlaku adil antara 2 kelompok tersebut, yaitu mengqishash diyat orang merdeka dengan orang merdeka pula.
Kesalahan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang prajurit dalam sebuah pasukan, diyatnya ditanggung oleh semua prajurit dalam pasukan tersebut, karena dalam hal ghanimah juga berlaku demikian (jika prajurit mendapat ghanimah harus diserahkan kepada pasukan dan dibagi).
v  Allah berfirman ولا تنكحوا المشركات, tetapi Allah membolehkan seorang muslim menikahi wanita ahli kitab. Apakah ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) tidak termasuk orang musyrik, padahal mereka menyembah nabi Isa as?
-          Pada dasarnya ahlu kitab tidak termasuk musyrik, dasarnya adalah firman Allah إن الذين أمنوا والذين هادوا والنصارى.... Jika ada orang yang mengatakan bahwa Allah mensifati mereka dengan syirik, sebagaimana dalam ayat اتخذوا أحبارهم ورهبانهم... , maka dijawab bahwa pada dasarnya agama mereka bukan syirik, karena ajaran mereka berasal dari nabi Isa as, dan Allah semua nabi-Nya dengan tauhid, tidak dengan kesyirikan. Akan tetapi pengikut-pengikut beliau yang membuat bid'ah kemusyrikan.
-          Yang dimaksud al-musyrikat dalam ayat ولا تنكحوا المشركات bukan ahli kitab.
-          Lafadz المشركين jika disebut sendirian (tanpa menyebutkan ahli kitab) maka ahli kitab masuk di dalamnya, dan jika disebut bersama ahli kitab maka ahli kitab tidak termasuk di dalamnya. Seperti kata fakir dan miskin.
-          Ayat ولا تنكحوا المشركات (dalam surat al-Baqarah) dinasakh dengan ayat والمحصنات من المؤمنات والمحصنات من الذين أوتوا الكتاب (dalam surat al-Maidah), karena surat al-Baqarah diturunkan sebelum al-Maidah.
v  Allah berfirman وإن تبدوا ما في أنفسكم أو تخفوه يحاسبكم به الله
-          Para sahabat merasa keberatan dalam mengamalkan ayat ini, sehingga turunlah 3 ayat terakhir surat al-Baqarah. Maka mayoritas ulama berpendapat bahwa 3 ayat terakhir tersebut sebagai nasikh dari ayat ini.
-          Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa ayat ini adalah haq (tetap) sedangkan yang dinasakh adalah pemahamannya, yaitu pemahaman bahwa Allah membebani seseorang dengan sesuatu yang tidak mampu dilaksanakan oleh hamba (sebagaimana perkataan para sahabat). Pemahaman tersebut dinasakh ;
وإن تبدوا ما في أنفسكم أو تخفوه  dikorelasikan dengan لايكلف الله نفسا إلا وسعها
يحاسبكم به الله  dikorelasikan dengan لها ما كسبت وعليها مااكتيبت
-          Ibnu Abbas : ayat ini (وإن تبدوا) tidak dinasakh, akan tetapi maksudnya adalah jika Allah telah mengumpulkan makhluq, maka Allah berfirman : "Akan Aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang kalian sembunyikan pada diri kalian, sesuatu yang tidak diketahui oleh malaikat-Ku". Kemudian Allah memberitahukan segala yang disembunyikan oleh orang-orang beriman lalu mengampuni mereka, inilah yang dimaksud oleh ayat يحاسبكم به الله. Kemudian Allah juga akan menampakkan kedustaan yang disembunyikan oleh ahli syirik, dan inilah yang dimaksud dalam ayat فيغفر لمن يشاء ويعذب من يشاء.
-          Ibnu Abbas juga menjelaskan bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan kitmanu syahadah (penyembunyian persaksian). Termasuk di dalamnya adalah menyembunyikan aib pada sesuatu yang wajib menampakkan aib tersebut, dan menyembunyikan ilmu pada saat ilmu itu wajib disampaikan.
v  Tentang do'a yang disebutkan pada akhir surat al-Baqarah
$oY­u Ÿw !$tRõÏ{#xsè? bÎ) !$uZŠÅ¡®S ÷rr& $tRù'sÜ÷zr& 4 ÇËÑÏÈ
Sebagian orang berkata : Yang diminta dalam do'a tersebut merupakan sesuatu yang sudah pasti terjadi (karena Rasulullah bersabda bahwa kesalahan dan kelupaan umatnya dimaafkan). Dengan demikian do'a tersebut merupakan ibadah mahdhah bukan permintaan. Lalu apa hikmahnya?
o   Perlu diketahui bahwa do'a, tawakkal dan amal shalih merupakan faktor tercapainya harapan kebaikan dunia dan akhirat.
o   Perintah dan larangan Allah pasti mengandung hikmah, maka tidak mungkin ada ibadah mahdhah yang tidak ada hikmahnya (termasuk do'a terhadap sesuatu yang sudah ada ketentuannya).
o   Perhatikan perintah Allah kepada nabi Ibrahim untuk membunuh anaknya. Beliau tidak mengetahui manfaat dari perintah tersebut, tetapi karena itu merupakan perintah Allah beliau tetap mengerjakannya, ternyata hikmah dapat diketahui setelah perintah tersebut dilaksanakan.
o   Perhatikan pula kisah pasukan Thalut yang dilarang meminum air sungai, padahal mereka sedang kehausan sementara air segar mengalir di depan mereka. Hikmah pelarangan tersebut dapat diambil setelah mereka meneruskan perjalanan.
o   Ketika Allah menentukan suatu perkara (kejadian) maka Allah menentukan pula faktor-faktor penyebab kejadian tersebut. Do'a termasuk salah satu faktornya. Contohnya, sebelum perang Badar, Rasulullah telah memberitahukan bahwa kaum muslimin akan mendapat pertolongan untuk mengalahkan lawannya. Hal itu dikarenakan istighatsah dan do'a beliau.

v  Kalimat do'a setelahnya
$oY­/u Ÿwur ö@ÏJóss? !$uZøŠn=tã #\ô¹Î) $yJx. ¼çmtFù=yJym n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB $uZÎ=ö6s%
o   Bani Israil dilarang memakan makanan yang thayyib dikarenakan kedhaliman dan pembangkangan mereka. Akan tetapi syari'at tersebut tidak berlaku bagi umat Muhammad (hukum asal tetap berlaku, meskipun ada pembangkangan dari umat). Namun terkadang umat Muhammad bisa dihukum dengan tahrimu thayyibat dalam bentuk : tidak mendapatkan makanan, rusaknya tanaman, atau tidak merasakan kenikmatan dalam makanan, pakaian dan istri, padahal dahulu mereka menikmatinya.
o   Bodoh terhadap ilmu juga bisa menjadi penghalang dari yang thayyib. Contoh, tidak mengqashar shalat ketika safar atau tetap shaum ketika safar padahal safarnya berat. Hal ini sebagai hukuman bagi orang yang tidak mengetahui ilmunya atau bagi yang tidak taat terhadap ketentuan syar'i.
v  Kalimat do'a setelahnya
4 $uZ­/u Ÿwur $oYù=ÏdJysè? $tB Ÿw sps%$sÛ $oYs9 ¾ÏmÎ/ (
o   Beban tersebut bersifat qadary bukan beban yang bersifat taklif syar'i. Maksudnya, jangan Engkau uji kami dengan ujian yang tidak mampu kami tanggung, sebagaimana banyak orang yang diuji dengan kefakiran, sakit dan ketakutan yang tidak mereka tanggung, dan semua itu terjadi akibat kesalahan dan dosa yang mereka lakukan.
o   Semua dosa berakibat buruk, dan masalah ini banyak ayat yang menerangkannya. Sebagai contoh :
Sengaja melihat maksiat à membekas di hati à keinginan menggebu.
                                                (Salah satu bentuk hukuman)       (bentuk hukuman juga)
Selanjutnya, jika keinginannya tercapai maka dia tidak mau terpisah darinya, dan jika keinginan tidak tercapai maka dia didera kesedihan an kesusahan. Keduanya adalah sebagai bentuk siksaan.
o   Dosa dapat menjadi penyebab terhalangnya ilmu yang bermanfaat, bahkan dapat menjadi penyebab hilangnya ilmu yang telah dipelajari.
o   Majlis dzikir (ilmu) merupakan riyadhul jannah (taman surga).
o   Aliran Bathiniyah meyakini bahwa yang dimaksud jannah adalah kelezatan ilmu dan akhlaq mulia dalam jiwa seseorang, dan neraka menurut mereka adalah penyakit kebodohan dan akhlaq tercela dalam jiwa seseorang. Maka mereka menyatakan bahwa hakikat keberadaan nabi Adam di jannah adalah jannatul ilmi, kemudian diturunkan ke bumi maksudnya derajat keilmuannya diturunkan.
o   Perkataan mereka tersebut merupakan kebohongan, karena banyak ayat yang menjelaskan bahwa kisah tersebut adalah haq, suatu kebenaran yang hakiki. Dan barangsiapa yang mendustakan kebenaran maka akan dihukum dengan tertutupnya hati, sehingga tidak dapat memahami ilmu atau tidak bisa mengerti maksud dari ilmu tersebut.
v  Tentang firman Allah
yÎgx© ª!$# ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd èps3Í´¯»n=yJø9$#ur (#qä9'ré&ur ÉOù=Ïèø9$# $JJͬ!$s% ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd âƒÍyêø9$# ÞOŠÅ6yÛø9$# ÇÊÑÈ ¨bÎ) šúïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3
o   Beberapa pendapat tentang makna Îgx©:
1.      Memutuskan (حكم وقضى) : Mujahid, al-Farra', dan Abu Ubaidah.
2.      Menjelaskan (بين)                 : Tsa'labah dan az-Zujaj
3.      Memberitahukan (أعلم)    
4.      Syahadah Allah adalah pemberitahuan (الإخبار والإعلام), sedangkan syahadah malaikat dan orang mukmin adalah pengakuan (الإقرار).
Ibnu Taimiyyah mengkompromikan semua makna syahadah diatas.
* (#qçRqä. tûüÏBº§qs% ÅÝó¡É)ø9$$Î/ uä!#ypkà­ ¬! öqs9ur #n?tã öNä3Å¡àÿRr&
o   Syahadah terhadap diri sendiri adalah ikrar (pengakuan). Dari ayat diatas, syahadah ada dua, yaitu :
1. Pengakuan tentang sesuatu yang dialami diri sendiri.
2. Pengakuan tentang sesuatu yang dia saksikan pada orang lain.
Banyak ayat-ayat Allah yang menyebutkan bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali hanya Dia, ini merupakan kesaksian Allah terhadap Dzat-Nya. Allah juga menjelaskan bahwa sesembahan selain Dia adalah batil, ini merupakan kesaksian Allah terhadap yang lain.
o   Persaksian dan pemberitahuan Allah bisa melalui aqwal dan af'al-Nya;
-          Melalui aqwal à dengan diutusnya rasul, diturunkannya kitab dan wahyu.
-          Melalui af'al à bukti-bukti keesaan Allah yang dapat diketahui melalui akal, meskipun tidak ada penjelasan tekstual dari Allah. Hal semacam ini sering disebut dengan syahadah, dilalah dan irsyad.


v Sebab turunnya ayat  ÅÝó¡É)ø9$$Î/ $JJͬ!$s%:
Dari Ibnu Sa'ib dikisahkan bahwa da dua pendeta Syam yang hendak mendatangi Nabi saw. Ketika sampai di Madinah, salah satu dari keduanya berkata, "Betapa miripnya kota ini dengan kota nabi yang akan diutus pada akhir zaman!". Dan tatkala bertemu dengan Rasulullah, mereka langsung mengenali beliau melalui sifat-sifat kenabian. Kemudian keduanya bertanya, "Benarkah engkau Muhammad?". Rasulullah menjawab, "Betul".
Keduanya bertanya kembali, "Engkau juga bernama Ahmad?". "Benar" Jawab beliau.
Mereka berkata, "Kami akan bertanya kepadamu tentang syahadah, jika engkau dapat memberi jawaban, maka kami akan beriman kepadamu".
Beliau menjawab, "Bertanyalah!".
Mereka bertanya, "Beritahukan kepada kami tentang syahadah yang paling agung dalam kitab Allah". Lalu turunlah ayat ini.
v ÅÝó¡É)ø9$$Î/ $JJͬ!$s% bisa dengan perkataan dan bisa juga dengan perbuatan :
-          Dengan perkataan, yaitu : berkata, memberi kabar, dan memerintahkan dengan adil. Ini adalah wujud syahadah tersebut, yaitu syahadatu 'adlin. Dan syahadah Allah ini adalah syahadah yang paling adil. Sebagaimana syirik adalah kedhaliman yang paling besar, maka syahadah juga yang paling agung.
-          Dengan perbuatan, yaitu : Allah memperlakukan makhluq dengan adil, setelah Allah bersaksi dengan firman-Nya bahwa Dia-lah yang paling adil.
Menurut al-Baghawy : ÅÝó¡É)ø9$$Î/ $JJͬ!$s% adalah mengatur makhluq dengan adil.
v âƒÍyêø9$# ÞOŠÅ6yÛø9$# uqèd à Ketetapan izzah dan hikmah Allah.
Firman Allah ini sebagai bantahan terhadap Jabariyah dan Qadariyah yang tidak mempercayai adanya hikmah. Mereka menafsirkan hikmah dengan qudrah, ilmu dan iradah.
v Ayat 27
߃̍ãƒur šúïÏ%©!$# tbqãèÎ7­Gtƒ ÏNºuqpk¤9$# br& (#qè=ŠÏÿsC ¸xøŠtB $VJŠÏàtã ÇËÐÈ
o   Ibnu Taimiyyah : Jika seseorang dihinggapi syahwat, maka dia wajib bermujahadah memerangi hawa nafsunya, dan mujahadahnya tersebut hendaklah diiringi dengan niat karena Allah. Diantara bentuk mujahadahnya adalah dengan menyibukkan diri dengan amal ketaatan kepada Allah.
o   Tentang hadits Ibnu Abbas à من عشق فعف وكتم وصبر ثم مات فهو شهيد.
Abu Yahya mengatakan bahwa hadits tersebut perlu diteliti kembali.
Akan tetapi makna yang terkandung dalam hadits tersebut sesuai dengan al-Qur'an, sebab Allah memerintahkan orang yang dihinggapi syahwat untuk bertaqwa dan bersabar.
o   Menyembunyikan penyakit syahwat adalah dengan 2 cara:
1.      Tidak mengadu kecuali hanya kepada Allah.
Namun dibolehkan jika dia mengadukan kepada seseorang dengan tujuan untuk mengobati penyakitnya.
2.      Tidak membicarakan tentang syahwat kepada orang lain.
Karena tatkala seseorang melihat/mendengar/membayangkan tentang syahwat kemudian membicarakannya kepada orang lain maka orang lain dapat terobsesi untuk melakukannya.
v Ayat 36-37
¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä `tB tb%Ÿ2 Zw$tFøƒèC #·qãsù ÇÌÏÈ tûïÏ%©!$# tbqè=yö7tƒ tbrâßDù'tƒur šZ$¨Y9$# È@÷ç7ø9$$Î/
Bakhil dapat berupa bakhil harta maupun ilmu, karena bakhil dalam ayat diatas disebut secara umum, berkaitan dengan segala sesuatu yang bermanfaat, baik bagi agama maupun dunia. Sebagaimana ayat ومما رزقناهم ينفقون, bisa berupa nafkah harta maupun ilmu.
Allah mengumpulkan antara sifat sombong, bangga dan bakhil dalam ayat ini. Antonim dari sifat-sifat tersebut adalah taqwa (tawadhu') dan dermawan, dua pondasi inilah yang mencakup din secara umum.
v Ayat 78-79
ö@è% @@ä. ô`ÏiB ÏZÏã «!$# ( ÉA$yJsù ÏäIwàs¯»yd ÏQöqs)ø9$# Ÿw tbrߊ%s3tƒ tbqßgs)øÿtƒ $ZVƒÏtn ÇÐÑÈ !$¨B y7t/$|¹r& ô`ÏB 7puZ|¡ym z`ÏJsù «!$# ( !$tBur y7t/$|¹r& `ÏB 7py¥Íhy `ÏJsù y7Å¡øÿ¯R 4 ÇÐÒÈ
Artinya : Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka Mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.
o   Allah menyebutkan «!$#z`ÏJsù7puZ|¡ymô`ÏB y7t/$|¹r&!$¨B setelah «!$#ÏZÏãô`ÏiB@@ä. (Semuanya (datang) dari sisi Allah), sebab jika Allah hanya menyebut yang umum saja («!$#ÏZÏãô`ÏiB@@ä.), maka ahli maksiat akan :
-          Menolak untuk mencela diri mereka sendiri, kerena mereka berhujjah dengan ayat ini bahwa semuanya berasal dari Allah.
-          Tidak mau bertaubat dan meminta perlindungan dari kemaksiatan.
-          Pada puncaknya di hati mereka akan muncul hujjah iblis, sebagaimana perkataan orang-orang musyrik ($oYò2uŽõ°r&!$tBª!$#uä!$x©öqs9).
o   Jika yang dipakai hanya salah satu dari dua ayat tersebut, yang satunya dihilangkan, maka tauhid dan iman terhadap taqdir akan hilang, begitu juga harapan hidayah dari Allah akan hilang.
v Kebaikan berasal dari Allah dan keburukan berasal dari menusia, maksudnya :
o   Alhasanah dapat diperoleh seorang muslim baik ibtida'an (bukan karena ketaatannya) maupun jaza'an (sebagai balasan atas ketaatannya). Sedangkan assayyiah disebabkan perbuatan hamba tersebut, banyak ayat yang menjelaskannya.
o   Amal kebaikan merupakan bagian dari ihsan Allah terhadap hamba-Nya.
o   Jika seorang hamba mau merenung maka dia akan mengetahui bahwa sebenarnya keburukan yang menimpanya diakibatkan karena perbuatan dirinya sendiri.
o   Kebaikan disandarkan kepada Allah karena Dia-lah yang menciptakan kebaikan dengan segala i'tibarnya (pelajaran). Dan Allah tidak mendatangkan keburukan kecuali untuk diambil hikmahnya.
o   Ujian Allah terhadap hamba berupa dosa merupakan hukuman Allah baginya karena tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan-Nya.
o   Kebaikan dan nikmat hanya dari Allah, sedangkan kejelekan berasal dari manusia. Maka jika manusia mengetahui bahwa kejelekan itu berasal dari dirinya, dia tidak akan terus melakukan perbuatan dosanya.
Jika ada manusia yang telah mengetahui namun dia tetap mengerjakannya berarti dia mengikuti hawa nafsunya.
v Faidah dari firman Allah bahwa keburukan itu berasal dari diri sendiri:
-          Supaya hamba tidak merasa tenang dengan mengikuti nafsunya.
-          Supaya tidak sibuk mencela orang lain.
-          Agar meminta tolong kepada Allah untuk melaksanakan ketaatan.
Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa kejelekan itu berasal dari diri manusia, dan kejelekan paling besar adalah menentang Allah dan menyekutukan-Nya.

!$¨B y7t/$|¹r& ô`ÏB 7puZ|¡ym z`ÏJsù «!$# ( !$tBur y7t/$|¹r& `ÏB 7py¥Íhy `ÏJsù y7Å¡øÿ¯R 4
o   Ayat ini berkaitan dengan perintah jihad. Jika seseorang melaksanakan perintah ini maka dia mendapat kebaikan dari Allah (menang atau syahid), dan jika enggan melaksanakan perintah ini maka dia akan mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.
o   Abul Farraj menyebutkan 3 pendapat tentang ayat ini :
1.      Maksud alhasanah dalam ayat tersebut adalah kemenangan pada perang Badar, dan assayyiah adalah kegagalan pada perang Uhud.
2.      Maksud alhasanah adalah ketaatan, dan assayyiah adalah maksiat.
3.      Maksud alhasanah adalah nikmat, dan assayyiah adalah ujian.
o   Qadariyah : Seluruh perbuatan hamba berasal dari dirinya sendiri, tidak ada ketentuan dari Allah.
v Apakah ayat («!$#ÏZÏãô`ÏiB@@ä.) dengan ayat ((y7Å¡øÿ¯R`ÏJsù7py¥Íhy`ÏB!y7t/$|¹r&$tBur) bertentangan?
Ibnu Taimiyyah : orang yang mengatakan demikian mungkin karena sedikit ilmunya, atau karena kurang mentadabburi dan memahami ayat-ayat Allah.
Allah menyebut bahwa sayyiah itu 7Å¡øÿ¯R`ÏJ  bukan 7ÅZÏã`ÏJ , karena  7Å¡øÿ¯R`ÏJ berarti disebabkan oleh kamu, sedangkan 7ÅZÏã`ÏJ berarti kamu yang membuat kejelekan itu.
v Allah memberi karunia kepada manusia dengan 2 hal yang merupakan pangkal kebahagiaan :
  1. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, sebagaimana hadits Rasulullah yang berbunyi (كل مولود يولد على الفطرة) dan dalam hadits qudsi (خلقت عبادي حنفاء).
  2. Allah memberi hidayah dengan sifat fitrahnya, kitab dan rasul. (al-Alaq : 1-5, ar-Rahman : 1-3, al-A'la : 1-3).
v Kebaikan seorang mukmin : bersyukur dan bersabar
o   Menghadapi ujian kesusahan : dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi.
o   Menghadapi ujian kesenangan : dibutuhkan kesabaran untuk tetap berada dalam ketaatan. Ujian kesenangan ini lebih berat daripada ujian kesusahan, sebagaimana perkataan salaf ابتلينا بالضراء فصبرنا وابتلينا بالسراء فلم نصبر.
o   Banyaknya orang miskin yang masuk surga karena fitnah kemiskinan lebih ringan dihadapi daripada fitnah kekayaan.
v Ada golongan yang mengatakan bahwa Allah telah berbuat dhalim terhadap iblis dan orang-orang kafir.
Dijawab dengan firman Allah وما ظلمهم الله ولكن أنفسهم يظلمون dan dalam ayat lain Allah beritahukan  وما ظلمناهم ولكن ظلموا أنفسهم. Lantas, kepada siapa lagi mereka akan lebih percaya dibandingkan dengan ayat Allah?!.
v Tentang hadits لايقضي الله لمؤمن قضاء إلا كان خيرا له, padahal kadang-kadang seorang mukmin berbuat dosa. Bagaimana ini?
Ada 2 jawaban :
1-       Yang dimaksud qadha' dalam hadits tersebut adalah sesuatu yang menimpa manusia (baik nikmat maupun musibah) sebagaimana ayat الحسنة من الله والسيئة من النفس. Dan amal perbuatan hamba tidak termasuk dalam hadits diatas. Karenanya, Rasulullah bersabda : إن أصابته سراء شكر وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له.
2-       Seorang mukmin akan senang dengan amal kebaikannya, kemudian dia bersyukur karenanya. Dan jika dia berbuat dosa (kejelekan) dia akan bertaubat sehingga Allah akan memberi kebaikan padanya dikarenakan taubatnya itu, kemudian dia bersyukur pula dengan hal ini. Namun seadainya dia tidak bertaubat, maka Allah akan menghukumnya dengan ujian-ujian sebagai penghapus dosa-dosanya, jika dia bersabar dengan hukuman Allah tersebut maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dalam hadits qudsi Allah berfirman :وإن لم يتوبوا فأنا طبيبهم، أبتليه بالمصائب لأكفرنهم المعائب
Dan seorang mukmin itu bukan yang selalu berbuat dosa, tetapi dia senantiasa bertaubat, dan ini juga merupakan bagian kebaikan baginya. Rasulullah saw bersabda :من سرته حسنته وساءته سيئته فهو مؤمن
v ولكن أنفسهم يظلمون , ada dua bentuk kedhaliman terhadap diri sendiri :
1-      Tidak mengamalkan kebaikan.
2-      Berbuat kejelekan, hal ini Allah ciptakan sebagai hukuman bagi mereka yang meninggalkan kebaikan yang telah Allah ciptakan dan Allah perintahkan. (al-An'am : 125, ash-Shaff : 5, al-Lail : 8-10).
v Diantara kebatilan perkataan orang-orang Jahmiyah:
1-      Pahala dan adzab tidak ada hikmah dan keadilannya.
2-      Kami tidak mengetahui apa yang Allah perbuat atas orang yang bermaksiat.
3-      Maksiat tidak bisa terhapus, baik dengan taubat maupun perbuatan baik.
4-      Yang Allah terangkan dalam al-Qur'an dan hadits, bahwa Allah tidak memperlakukan apapun terhadap pelaku maksiat kecuali hanya perbuatan kufur (an-Nisa' : 31).
Perkataan mereka ini bertujuan untuk membantah orang-orang Mu'tazilah.
v Sumber kejelekan adalah beribadah (mengikuti) hawa nafsu dan syetan. Sedangkan sumber kesyirikan adalah mengagungkan orang-orang shaleh.

Surat Al-Maidah
v Surat al-Maidah merupakan surat yang paling banyak memuat bagian-bagian syari'at, seperti : halal, haram, perintah dan larangan.
v Rasulullah bersabda tentang surat ini : هي أخر القرآن نزلاً فأحلوا حلالها وحرموا حرامها
v Ayat 87
Ayat ini turun berkenaan dengan sebagian sahabat yang berlebih-lebihan dalam beribadah; ada diantara mereka yang berkata bahwa dia akan shaum terus tanpa ifthar, ada yang berkata bahwa dia tidak akan menikah, dan ada yang berkata bahwa dia tidak akan pernah makan daging.
Mendengar perkataan-perkataan tersebut, Rasulullah bersabda : Saya shaum dan ifthar, saya juga menikah dan makan daging. Maka barangsiapa yang membenci sunnahku, dia bukan dari golonganku. Sabda beliau ini sama dengan firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 87.
v Kafarah bagi yang mengharamkan sesuatu yang halal à al-Maidah : 89.
v Ayat 41
Ada yang berpendapat bahwa huruf lam pada ayat diatas bermakna supaya, maka maksud ayat tersebut adalah يسمعون ليكذبوا ويسمعون لينقلوا إلى قوم آخرين. Dengan demikian mereka berperan sebagai jasus (intel).
Namun yang benar, lam tersebut merupakan lam ta'diyah, seperti lam yang terdapat pada lafadz سمع الله لمن حمده, termasuk dalam makna Allah mendengar adalah Allah menerima. Dengan demikian, maksud ayat diatas adalah mereka menerima kebohongan dan mendengarnya dari kaum lain yang belum pernah datang kepadamu, kemudian mereka mengikutinya. Ini merupakan celaan bagi mereka dikarenakan mereka menerima berita bohong dan mengikuti orang-orang kafir.
v Ayat 60
(وعبد الطاغوت) : fi'il madhi ini bersambung dengan fi'il-fi'il sebelumnya (لعن، غضب،جعل), akan tetapi untuk (لعن، غضب،جعل) fi'ilnya adalah Allah, sedangkan kalimat (وعبد الطاغوت) fi'ilnya adalah manusia.
Kata من tidak diulang lagi dalam fi'il-fi'il selanjutnya (hanya disebut dalam fi'il من لعنه) karena fi'il-fi'il ini diperuntukkan bagi satu golongan saja, yaitu Yahudi.
v Sebagian ahlu bid'ah beranggapan bahwa seseorang tidak mungkin menempuh jalan menuju Allah kalau tidak dengan berbuat bid'ah. Artinya, bid'ah merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari ketika seseorang ingin mendekat kepada Allah.
o   Sebagian ahlu maksiat juga beranggapan bahwa seseorang tidak mungkin bisa melaksanakan kewajiban kecuali karena dia telah bermaksiat, dan tidak mungkin pula seseorang dapat meninggalkan maksiat kecuali dia telah melakukannya.
o   Sebagian manusia juga berkata bahwa seseorang tidak mungkin dapat melaksanakan shalat dan menjauhi perkara haram (ghibah dll), kecuali dengan mengkonsumsi obat-obat narkotika. Sebagian lain mengatakan bahwa mengkonsumsi narkotika dapat membantu seseorang dalam menyimpulkan ilmu dan membuat fikiran menjadi fresh.
o   Yang lain mengatakan bahwa kecintaan terhadap Allah belum sempurna jika belum mendengar kasidah dan lagu-lagu serta menyaksikan gerakan anak-anak kecil. Mereka menganggap bahwa menikmati lagu dan menyaksikan gerakan anak kecil dapat mendorong seseorang untuk berlaku zuhud. Mereka meyakini bahwa tanpa hal-hal demikian, dapat menyebabkan mereka meninggalkan shalat dan melakukan dosa besar dikarenakan tidak ada pengalihan. Mereka berkata, "Metode ini diterapkan bagi yang dahulunya melakukan dosa-dosa besar seperti merampok, membunuh dan berzina, kemudian bertaubat".
v Ada seseorang yang hanya dapat melakukan perintah Allah dengan melakukan sesuatu yang dilarang. Tanpa sesuatu tersebut dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Jawabannya ada 3 point :
1-      Larangan syar'i itu ada yang mutlak tidak boleh dikerjakan dalam kondisi apapun, seperti; syirik, fahisyah, berkata tentang Allah tanpa ilmu, dan dhalim (al-A'raf : 33).
2-      Dan ada larangan yang boleh dilakukan dalam kondisi darurat.
3-      Harus dibedakan antara sesuatu yang diperintahkan dan dibolehkan dengan sesuatu yang tidak ada larangannya.
Maka, orang yang mengira bahwa kemungkarannya dapat memudahkannya untuk melaksanakan perintah dia tidak boleh menghalalkan kemungkaran tersebut, karena sesungguhnya kemungkaran itu tidak membantu untuk melaksanakan ketaatan tetapi menjerumuskan kepada kerusakan.
Perbuatan dosa dapat menjadi maslahat dengan taubatnya sang pelaku, karena terkadang seseorang menjadi sombong dikarenakan dia merasa tidak pernah berbuat dosa.
v Ayat 105
o   Tidak boleh meninggalkan amar ma'ruf nahy mungkar.
o   Abu Bakar berkata, "Wahai manusia, kalian membaca ayat ini akan tetapi kalian mempraktekkannya tidak pada tempatnya. Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah bersabda : "Jika manusia melihat kemungkaran kemudian tidak merubahnya atau ragu-ragu terhadapnya, maka Allah akan meratakan adzab-Nya kepada mereka semua".
o   Faidah dari ayat ini :
1-      Orang mukmin tidak boleh takut terhadap orang kafir dan munafik.
2-      Tidak dibolehkan sedih terhadap mereka, karena jika mereka bertaubat maka kemaksiatan mereka tidak akan memberi madharat (an-Nahl : 127).
3-      Tidak boleh condong dan tunduk terhadap mereka, dan tidak boleh silau dengan kekuasaan  dan harta mereka (al-Hijr : 88).
4-      Hendaklah tidak melampaui batas dalam membenci, mencela, menghajr dan menghukum mereka, tetapi katakanlah عليك نفسك لايضرك من ضل إذا اهتديت. (al-Maidah : 8, al-Baqarah : 190 dan 193).
5-      Memerintah dan melarang sesuai dengan yang disyari'atkan, yaitu dengan ilmu, kasih sayang, sabar dan niat yang baik.

Surat Al An'am
v Ayat 2 :
ثم قضى أجلا , maksud ajal disini adalah umur.
أجل مسمى, maksud ajal disini adalah kiamat.
Disebutkan مسمى عنده karena waktunya hanya Allah yang mengetahui (al-A'raf : 187). Berbeda jika disebut مسمى saja (tanpa عنده), seperti dalam surat al-Baqarah : 282, jika musamma tidak dikaitkan dengan 'indahu maka waktunya masih bisa diketahui manusia.

v Ajal maut diketahui oleh malaikat pencatat rizki, ajal, amal, kebaikan dan keburukan hamba. Hal ini sebagaimana mafhum hadits Ibnu Mas'ud.
v Sebagian orang mengatakan bahwa maksud diperpanjang umur adalah barakahnya umur, dengan umur yang pendek dia dapat mengerjakan suatu pekerjaan yang sewajarnya diselesaikan dalam waktu yang panjang. Mereka mengatakan bahwa maksud dipanjangkan umur bukan ditambah jatah umur, karena umur sudah ditentukan sebelum manusia dilahirkan.
Jawaban : Allah telah menentukan ajal manusia di lembaran malaikat, jika seseorang menyambung silaturahmi maka ajalnya yang tertulis dalam lembaran tersebut akan ditambah, dan jika dia melakukan amal yang menyebabkan terkurangnya umur maka jatah umur akan dikurangi. Hadits riwayat Tirmidzi dapat dijadikan pandangan dalam masalah ini, dalam hadits tersebut dikisahkan bahwa Adam memberikan jatah umurnya 60 tahun kepada nabi Daud.
 Olèh : Sâìfũl Hǻq

0 komentar:

Posting Komentar

Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun".

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls